Pahlawan, Masihkah Ada? - foldersoal.com
Selasa, 26 Maret 2019
Edit
Momentum hari pahlawan ini menjadi peneguh kepada kita semua untuk terus berbuat yang baik terutama dalam membela kebenaran meskipun pahit. |
Hampir semua hari nasional yang diperingati, tetap memunyai objek pelaku dari hari tersebut. Hari guru misalnya, tentu diperingati dengan antusias oleh para guru. Hari ibu, oleh para ibu, hari santri yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah tentu disambut gembira oleh para santri. Bagaimana dengan hari pahlawan? Mungkin saat ini masih ada para veteran yang merasakan langsung perjuangan bangsa ini melawan penjajah dahulu, tetapi bagaimana 10 tahun ke depan, saat tidak ada lagi para veteran kemerdekaan tersebut.
Banyak yang berusaha menyetujui pengertian pahlawan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanan membela kebenaran. Beberapa station TV pun menggelar perhelatan dalam mencari pahlawan-pahlawan yang berada di tengah-tengah masyarakat. Muncullah pahlawan lingkungan, pahlawan demokrasi, pahlawan pembangunan, dan lain sebagainya. Ada pula profesi yang sejak dulu digelari pahlawan tanpa tanda jasa, yakni guru. Dulu, disaat guru masih memeroleh gaji pas-pasan, kendaraan yang dipakainya hanya sepeda dengan jarak yang harus ditempuhnya cukup jauh, di sekolah menulis di papan tulis memakai kapur, tapi semangat tetap tinggi, dan menjadi teladan siswanya dan masyarakat. Indikator tersebut yang penuh dengan penderitaan, sepertinya pas mendapat julukan pahlawan tanpa tanda jasa tadi. Tapi, bagaimana dengan sekarang? Disaat gaji sudah lumayan tinggi, kendaraan roda empat, spidol dan In Focus di kelas, tapi semangat sebagian dari guru rendah, dan sebagian tak lagi menjadi teladan. Apakah masih layak mendapat predikat pahlawan tanpa tanda jasa dengan indikator yang tak lagi ada penderitaan?
Sejatinya, pahlawan harus selalu ada. Sejatinya semua kita harus menjadi pahlawan. Bukan pahlawan hasil pilihan dan polling pemirsa TV, bukan pula pahlawan hasil pencalonan seseorang, tetapi pahlawan yang selalu rela berkorban demi kebenaran meski tanpa diketahui orang lain atau tanpa liputan media. Apapun dan siapapun kita, harus mengedepankan kebenaran, bahkan memperjuangkannya. Berat memang, namun itulah tantangan menjadi seorang pahlawan. Seperti halnya para pahlawan kemerdekaan kita, tentu tak ada niat sedikitpun menginginkan gelar pahlawan disematkan pada mereka. Niatnya cuma satu, merdeka atau mati. Bahkan, tentu jauh lebih banyak lagi pahlawan tak dikenal yang rela mati demi kemerdekaan dibandingkan yang kita ketahui namanya saat ini.
Baca juga: Guru Bekerja dalam Diam
Hari pahlawan tetap harus diperingati bangsa ini, meskipun tak ada lagi para pejuang kemerdekaan kita yang hidup. Peringatan tak sekadar seremonial upacara belaka, tetapi harus menjadi cemeti buat kita yang masih unjuk kebolehan dalam kepongahan dan pencitraan. Jadilah pahlawan pada setiap profesi yang kita geluti. Sebagai pemimpin harus menjadi teladan, membantu yang lemah dan tertindas, serta tidak angkuh. Guru harus bisa digugu dan ditiru serta tetap istiqamah dan ikhlash dalam menjalankan tugas. Profesi yang lainnya tentu memunyai kriteria atau indikator sehingga dan menjadi berkinerja baik. Momentum hari pahlawan ini tentu menjadi peneguh kepada kita semua untuk terus berbuat yang baik terutama dalam membela kebenaran meskipun pahit. Selamat Hari Pahlawan kepada semua pahlawan yang dikenal maupun tidak, yang telah tiada maupun yang masih hidup, yang pahlawan pejuang maupun pahlawan kebenaran.
*) Ditulis oleh Muh. Syukur Salman. Guru SD 71 Parepare Berbagai Sumber