Tokoh Fisika Dunia
Rabu, 04 Januari 2017
Edit
Johannes Diderik van der Waals, Ilmuwan Belanda
Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret 1923) ialah ilmuwan Belanda yang populer "atas karyanya pada persamaan gas cairan", sehingga ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals yakni yang pertama menyadari perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini disebut "gaya van der Waals") dalam mendirikan kekerabatan antara tekanan, volume, dan suhu gas dan cairan.
Biografi
van der Waals lahir di Leiden, Belanda, sebagai putera Jacobus van der Waals dan Elisabeth van den Burg. Ia menjadi guru sekolah, dan kemuian diizinkan mencar ilmu di universitas, sebab kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia mencar ilmu dari 1862 hingga 1865, menerima gelar dalam matematika dan fisika. Ia menikah dengan Anna Magdalena Smit dan mempunyai 3 putri dan 1 putra.
Pada 1866, ia menjadi eksekutif sekolah dasar di den Haag. Pada 1873, ia mendapatkan gelar doktor di bawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul "Over de Continuïteit van den Gas- en Vloeistoftoestand" (Pada Kontinuitas Keadaan Gas dan Cair). Pada 1876, ia diangkat sebagai profesor pertama di Universitas Amsterdam. van der Waals meninggal di Amsterdam pada 1923.
James Chadwick (1891-1974) ialah ilmuwan asal Inggris. Dididik di Universitas Manchester, dan bekerja sama mengenai pemancaran sinar gamma dibimbing Ernest Rutherford, 1st Baron Rutherford of Nelson. Saat PD I pecah, ia sedang meneliti peluruhan sinar beta di Jerman. Chadwick ditahan pemerintah Jerman, sebab dianggap sebagai musuh. Setelah perang ia bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia menggunakan hamburan partikel sinar alfa untuk menerangkan bahwa nomor atom suatu unsur sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan undangan yang menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka belum sanggup mendeteksi partikel itu secara eksperimental hingga 1932. Pada tahun itu Chadwick berhasil mengatakan keberadaan neutron.
Ia mendapatkan Hadiah Nobel pada 1935. Selama PD II, Chadwick memimpin kelompok ilmuwan Inggris menyebarkan bom atom.
Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret 1923) ialah ilmuwan Belanda yang populer "atas karyanya pada persamaan gas cairan", sehingga ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals yakni yang pertama menyadari perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini disebut "gaya van der Waals") dalam mendirikan kekerabatan antara tekanan, volume, dan suhu gas dan cairan.
Biografi
van der Waals lahir di Leiden, Belanda, sebagai putera Jacobus van der Waals dan Elisabeth van den Burg. Ia menjadi guru sekolah, dan kemuian diizinkan mencar ilmu di universitas, sebab kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia mencar ilmu dari 1862 hingga 1865, menerima gelar dalam matematika dan fisika. Ia menikah dengan Anna Magdalena Smit dan mempunyai 3 putri dan 1 putra.
Pada 1866, ia menjadi eksekutif sekolah dasar di den Haag. Pada 1873, ia mendapatkan gelar doktor di bawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul "Over de Continuïteit van den Gas- en Vloeistoftoestand" (Pada Kontinuitas Keadaan Gas dan Cair). Pada 1876, ia diangkat sebagai profesor pertama di Universitas Amsterdam. van der Waals meninggal di Amsterdam pada 1923.
James Chadwick (1891-1974) ialah ilmuwan asal Inggris. Dididik di Universitas Manchester, dan bekerja sama mengenai pemancaran sinar gamma dibimbing Ernest Rutherford, 1st Baron Rutherford of Nelson. Saat PD I pecah, ia sedang meneliti peluruhan sinar beta di Jerman. Chadwick ditahan pemerintah Jerman, sebab dianggap sebagai musuh. Setelah perang ia bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia menggunakan hamburan partikel sinar alfa untuk menerangkan bahwa nomor atom suatu unsur sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan undangan yang menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka belum sanggup mendeteksi partikel itu secara eksperimental hingga 1932. Pada tahun itu Chadwick berhasil mengatakan keberadaan neutron.
Ia mendapatkan Hadiah Nobel pada 1935. Selama PD II, Chadwick memimpin kelompok ilmuwan Inggris menyebarkan bom atom.
Irving Langmuir (1881-1957) ialah kimiawan Amerika Serikat yang populer dalam menyebarkan teori ikatan berdasarkan jumlah elektron di kulit valensi terluar atom.
Sebagai seorang peneliti yang pionir buat General Electric Company, Irving Langmuir membuat sumbangan ilmiah dalam ilmu kimia, fisika, dan atmosfer. Ia mendapatkan gelar doktornya dari Walther Nernst di Göttingen, Jerman, namun bosan sesudah setahun mengajar. Pada 1909 ia datang di Laboratorium Penelitian General Electric yang barusan didirikan. Pekerjaan pertamanya ialah memecahkan dilema yang dihadapi sekaitan dengan bola lampu filamen tungsten baru. Langmuir berkonsentrasi pada prinsip dasar di mana lampu bekerja, meneliti reaksi kimia yang dikatalisis oleh filamen tungsten panas. Ia mengusulkan mengisi bola lampu dengan gas nitrogen (dan kemudian gas argon) dan memilin filamen itu menjadi bentuk spiral untuk menghambat penguapan tungsten.
Minatnya dalam asas itu melibatkannya dalam teori ikatan kimia dalam dilema elektron, dan ia menguraikan gagasan-gagasan yang pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Lewis. Langmuir mengajukan bahwa oktet sanggup diisi dengan pasangan antara 2 atom—ikatan "kovalen". Studinya pada kimia permukaan—studi gaya kimiawi pada permukaan kontak (antarpermukaan) antara zat-zat yang berbeda, di mana begitu banyak reaksi biologis dan teknologis terjadi—membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1932. Langmuir menyebarkan konsep gres adsorpsi, yang tiap molekul menabrak permukaan dalam kontak dengannya sebelum menguap, kemudian membentuk monolayer—berkebalikan dengan teori sebelumnya yang ibarat adsorpsi pada penarikan bumi dari gas-gas di atmosfer, di mana tarikan itu berkurang seiring dengan menjauhnya gas-gas itu dari bumi. Ia menyebarkan banyak teknik eksperimental, termasuk penggunaan meluas tabung vakum untuk mempelajari antarpermukaan padat-cair dan film minyak untuk mempelajari antarpermukaan cair-cair. Praktikum lain dengan implikasi teoretis—pada pelepasan elektris dalam gas—membantu meletakkan pendirian fisika "plasma", yang mempunyai penerapan kini dalam percobaan pada adonan nuklir terkendali. Ia memelihara minat panjang dalam meteorologi, termasuk kerja pengembangan pesawat yang menghilangkan lapisan es selama PD II. Di sini Langmuir terlalu menekankan penelitian teori, yang menjadikan pembawaannya penelitian awal dalam "membenihi" awan dengan partikel karbon dioksida padat untuk membuat hujan.
Minatnya dalam asas itu melibatkannya dalam teori ikatan kimia dalam dilema elektron, dan ia menguraikan gagasan-gagasan yang pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Lewis. Langmuir mengajukan bahwa oktet sanggup diisi dengan pasangan antara 2 atom—ikatan "kovalen". Studinya pada kimia permukaan—studi gaya kimiawi pada permukaan kontak (antarpermukaan) antara zat-zat yang berbeda, di mana begitu banyak reaksi biologis dan teknologis terjadi—membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1932. Langmuir menyebarkan konsep gres adsorpsi, yang tiap molekul menabrak permukaan dalam kontak dengannya sebelum menguap, kemudian membentuk monolayer—berkebalikan dengan teori sebelumnya yang ibarat adsorpsi pada penarikan bumi dari gas-gas di atmosfer, di mana tarikan itu berkurang seiring dengan menjauhnya gas-gas itu dari bumi. Ia menyebarkan banyak teknik eksperimental, termasuk penggunaan meluas tabung vakum untuk mempelajari antarpermukaan padat-cair dan film minyak untuk mempelajari antarpermukaan cair-cair. Praktikum lain dengan implikasi teoretis—pada pelepasan elektris dalam gas—membantu meletakkan pendirian fisika "plasma", yang mempunyai penerapan kini dalam percobaan pada adonan nuklir terkendali. Ia memelihara minat panjang dalam meteorologi, termasuk kerja pengembangan pesawat yang menghilangkan lapisan es selama PD II. Di sini Langmuir terlalu menekankan penelitian teori, yang menjadikan pembawaannya penelitian awal dalam "membenihi" awan dengan partikel karbon dioksida padat untuk membuat hujan.
Gottfried Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von Leibniz (1 Juli (21 Juni berdasarkan tarikh kalender Julian) 1646 – 14 November 1716) yakni seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen. Ia terutama populer sebab faham Théodicée bahwa insan hidup dalam dunia yang sebaik mungkin sebab dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna. Faham Théodicée ini menjadi populer sebab dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.
Selain seorang filsuf, ia yakni ilmuwan, matematikawan, diplomat, andal fisika, sejarawan dan doktor dalam aturan duniawi dan aturan gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling kuat pada era ke-17 dan ke-18. Kontribusinya kepada subyek yang begitu luas tersebar di banyak jurnal dan puluhan ribu surat serta naskah manuskrip yang belum semuanya diterbitkan. Sampai kini masih belum ada edisi lengkap mengenai tulisan-tulisan Leibniz dan dengan ini laporan lengkap mengenai prestasinya belum sanggup dilakukan. Leibniz lahir di Leipzig dan meninggal dunia di Hannover.
Evangelista Torricelli, Fisikawan Italia
Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawan Italia kelahiran Faenza dan mencar ilmu di Sapienza College Roma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan hingga Galileo wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence. Pada tahun 1643 ia memutuskan perihal tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia meggunakan sebuah tabung beling kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung hingga penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah ember berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas bak raksa.
Ernest Rutherford, Fisikawan Selandia Baru
Ernest Rutherford, 1st Baron Rutherford of Nelson (1871-1937) yakni seorang fisikawan kelahiran Selandia Baru yang bekerja sama meneliti atom dengan J.J. Thomson di Universitas Cambridge.
Rutherford berhasil menangkap adanya nukleus di dalam atom. Dengan donasi dari Frederick Soddy, ia mengemukakan bahwa radioaktivitas berasal dari peluruhan atom-atom. Ia yakni orang pertama yang berhasil melaksanakan pembelahan atom di dalam laboratorium. Atas penelitiannya pada aneka macam tipe radiasi, ia dinobatkan sebagai peraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 1908.
Bacharuddin Jusuf Habibie, Fisikawan Indonesia
Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 73 tahun) yakni Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wapres dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.
Keluarga dan pendidikan
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo yakni anak seorang seorang andal mata di Yogya, dan ayahnya yang berjulukan Puspowardjojo bertugas sebagai penilik sekolah. B.J. Habibie yakni salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.
Keluarga dan pendidikan
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo yakni anak seorang seorang andal mata di Yogya, dan ayahnya yang berjulukan Puspowardjojo bertugas sebagai penilik sekolah. B.J. Habibie yakni salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.
Daniel Bernoulli, Fisikawan dari Swiss
Daniel Bernoulli yakni putra Johann Bernoulli. Ia dilahirkan di Groningen ketika ayahnya memegang dingklik matematika ada. Nya yakni abang Nicolaus (II) dan Bernoulli yakni paman Jacob Bernoulli sehingga ia dilahirkan ke dalam keluarga yang hebat matematika terkemuka tetapi juga menjadi sebuah keluarga di mana ada petaka persaingan, kecemburuan dan kepahitan.
Ketika Daniel telah lima tahun keluarga orisinil mereka kembali ke kota Basel dimana Daniel ayahnya memenuhi matematika kiri dari dingklik kosong pada selesai hidup itu paman Jacob Bernoulli. Ketika Daniel telah lima tahun itu adik Johann (II) Bernoulli dilahirkan. Semua tiga belum dewasa akan pergi ke studi matematika namun ini bukan saja Johann Bernoulli yang direncanakan untuk Daniel.
Johann Bernoulli 's ayah yang mencoba untuk memaksa Johann menjadi bisnis karir dan ia sangat kedua. Agak aneh Johann Bernoulli kini mencoba sama persis dengan anaknya sendiri Daniel. Namun pertama Daniel telah dikirim ke Universitas Basel pada umur 13 tahun untuk mencar ilmu filosofi dan logika. Dia itu diperoleh sarjana muda dalam ujian pada 1715 dan pergi untuk mendapatkan gelar masternya pada 1716. Daniel, mirip ayahnya, benar-benar ingin mencar ilmu matematika dan selama waktu ia mencar ilmu filosofi di Basel, ia telah mencar ilmu dari metode hitungan dari ayahnya dan abang Nicolaus (II) Bernoulli.
Johann ditetapkan bahwa Daniel harus menjadi merchant dan ia berusaha untuk menempatkan ia dalam sebuah magang. Namun Daniel yakni sebagai sangat berlawanan dengan ini sebagai ayah sendiri telah dan segera Johann Terkait tetapi tentu tidak sejauh semoga Daniel studi matematika. Johann dinyatakan bahwa tidak ada uang dalam matematika dan Daniel sehingga ia dikirim kembali ke Universitas Basel untuk mencar ilmu obat-obatan. Daniel ini tidak menghabiskan waktu mencar ilmu kedokteran di Heidelberg di Strasbourg pada 1718 dan 1719. Dia kembali ke Basel pada 1720 untuk melengkapi doktor di bidang ilmu kedokteran.