Wanita Bisa Tundukkan Laki-Laki
Senin, 05 Desember 2016
Edit
Wanita mempunyai kemampuan menundukkan pria seberapapun tinggi tingkat ketegasan dan keteguhannya. Semua orang telah mengakui kekuatan alamiah yang tertanam dalam diri perempuan ini. Mereka mengatakan, “Wanita yang menimang-nimang bayi dengan satu tangan, ia bisa menggoyang dunia dengan tangan satunya.” Mereka juga berkata, “Di belakang setiap pria berpengaruh, ada seorang wanita.”
Keshalihan umat tergantung pada keshalihan wanita. Demikian pula kerusakan umat diakibatkan oleh kerusakan wanita. Bangsa barat mengetahui dan betul-betul memahami hakikat ini. Maka, mereka menebarkan ranjau-ranjau gemerlap duniawi pada kaum perempuan dan menimbulkan makhluk lembut ini sebagai alat destruktif untuk memecahkan kepala-kepala kebaikan.
Wanita bisa menjadi tentara iblis yang paling brilian dan paling bakir yang berjalan di tengah-tengah rombongan pasukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa dominan penghuni neraka berasal dari kaum wanita. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Neraka diperlihatkan kepadaku. Ternyata dominan penghuninya yakni kaum wanita.” (HR Bukhari)
Namun begitu, sejarah Islam kita yang agung sarat dengan kisah-kisah perempuan yang mengetahui diam-diam cinta hakiki dan mereka telah mengecap manisnya di dunia ini. Inilah Umarah, Istri Hubaib Al-‘Ajami, ia selalu mendorong suaminya beribadah dan memotivasinya mengumpulkan bekal terbaik. Suatu malam ia bangun sedang sang suami masih tidur pulas. Lantas di waktu sahur, ia membangunkannya seraya berkata,
"Bangun wahai lelaki, malam telah pergi berganti siang sedang dihadapanmu membentang jalan yang jauh dengan sedikit bekal. Rombongan orang-orang shalih telah berjalan di depan kita, sedang kita tertinggal.” (Shifatush Shafwah, IV : 35)
Betapa mulia seorang perempuan yang berpesan kepada suaminya dengan berkata, “Aku bersumpah kepadamu, jangan hingga engkau mencari nafkah selain dari yang halal. Dan saya bersumpah kepadamu, jangan hingga engkau masuk neraka gara-gara diriku. Berbaktilah kepada ibumu. Sambunglah silaturahmi dengan keluargamu. Jangan hingga engkau memutus tali silaturahmi dengan mereka, alhasil Allah memutus (rahmat-Nya) darimu.” (Shifatush Shafwah IV : 437)
Betapa indah tindakan perempuan yang biasa dipanggil Hunaidah ini. Bila sepertiga atau setengah malam telah berlalu, ia berdiri kemudian membangunkan anak, suami, dan pelayannya. Ia berkata kepada mereka, “ Bangunlah kalian kemudian wudhu dan kerjakan shalat. Kalian akan bahagia dengan ucapanku ini.” Inilah kebiasaan yang ia lakukan kepada mereka hingga ia meninggal. Kemudian dalam tidur, suaminya bermimpi (mendengar ucapan), “Jika engkau tetap ingin menjadi suaminya di sana, maka gantilah ia dalam keluarganya dengan melaksanakan ibarat perbuatannya.” Lantas lelaki ini selalu melaksanakan kebiasaan tersebut hingga wafat. (Shifatush Shafwah IV : 391)
sumber: muslim.com